Viral Rekaman Vidio Percakapan Murid Dngn Pihak Sekolah

Viral Rekaman Vidio Percakapan Murid Dngn Pihak Sekolah
01-Nov-2025 | sorotnuswantoro Tulungagung

Tulungangung-Viral Rekaman Percakapan Diduga oknum Guru dan Murid di SMAN 1 Kauman Tulungagung, Siswi Akui Ada Tekanan Terkait “Sumbangan Komite”

Rekaman video percakapan antara seorang guru perempuan dan siswi di ruang kelas yang menyinggung soal “sumbangan komite” kini menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Video berdurasi sekitar satu menit itu memperlihatkan suasana dialog antara guru dan murid dengan nada yang terdengar menekan.

Dalam video tersebut, guru terdengar menanyakan kepada murid,

> “Kamu nyumbang opo ora? Lek urung yo urung lho.”

Kemudian murid bertanya,

> “Itu mengambil kartunya harus melunasi itu dulu ya, Bu?”

Guru menjawab,

> “Iya. Seratus ribu sebulan. Kemarin pas daftar ulang kan ada perkumpulan wali murid, sudah dijelaskan to. Coba nanti ngomong ke ibumu, bu ada sumbangan komite lho bu, setiap bulannya seratus ribu. Masih ada waktu satu minggu. Berarti kalau empat bulan berarti empat ratus ribu baru dapat kartu.”

Nada percakapan yang terekam dalam video tersebut menimbulkan kesan adanya tekanan terhadap siswa, sehingga menuai beragam tanggapan publik di media sosial.

Siswi Memberikan Keterangan Melalui WhatsApp

Wartawan berhasil menghubungi siswi yang terdengar dalam rekaman tersebut. Melalui pesan WhatsApp, siswi itu memberikan penjelasan mengenai situasi yang ia alami.

> “Gini awalnya, pas saya awal masuk di SMAN 1 Kauman Kabupaten Tulungagung, kelas 10 bulan Juli itu katanya ada surat wali murid rapat mengenai itu, tapi sebagian dapat dan sebagian tidak. Makanya banyak orang tua bingung,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa menjelang akhir bulan, banyak siswa di sekolah tersebut diminta membayar iuran yang disebut “sumbangan komite”.

> “Pas akhir bulan siswa-siswa rame disuruh bayar itu. Sekarang sudah 5–6 bulan saya bersekolah di sana, bulan depan ujian, tapi nomor ujian tidak dikasih kalau belum melunasi uang tersebut,” katanya.

Siswi itu juga menyampaikan bahwa istilah “sumbangan” dalam praktiknya terasa seperti kewajiban bulanan.

> “Katanya sumbangan, tapi ditarik tiap bulan, kan jadinya seperti SPP ya, mas. Dibilang bisa dibebaskan kalau orang tua datang ke sekolah membawa surat tidak mampu atau surat keterangan,” tuturnya.

Menurut penuturannya, banyak wali murid merasa keberatan karena tidak semua diberi penjelasan secara resmi.

> “Banyak yang keberatan, karena uang 100 ribu itu besar bagi keluarga yang ekonominya rendah. Banyak juga wali murid yang tidak tahu kalau harus bayar tiap bulan. Kesannya seperti SPP, padahal ini sekolah negeri,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa dalam video tersebut memang ada guru yang berbicara dengan nada menekan murid.

> “Iya pak, itu rekaman murid dan guru. Di situ jelas guru menekan murid,” ujarnya.

Terkait keberadaan komite sekolah, siswi tersebut mengaku hanya mendengar kabar bahwa memang ada komite, namun tidak tahu pasti siapa yang bertanggung jawab.

> “Disana ada komite, pak. Tapi saya kurang tahu jelas. Ada yang bilang dia (guru) anggota atau ketua komite, saya kurang tahu pasti,” tambahnya.

Dalam video itu, lanjutnya, ada tiga orang di ruangan tersebut.

> “Iya pak, disana ada tiga orang: dua guru dan satu siswi,” katanya menutup percakapan.

Belum Ada Klarifikasi Resmi dari Pihak Sekolah

Hingga berita ini diturunkan, pihak SMAN 1 Kauman Tulungagung maupun Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur belum memberikan keterangan resmi terkait beredarnya video dan pengakuan siswi tersebut. Tim redaksi Potret Nusantara masih berupaya menghubungi pihak sekolah untuk mendapatkan klarifikasi dan memastikan konteks sebenarnya dari perbincangan dalam video.

Sebagai catatan, Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah menegaskan bahwa komite sekolah dapat menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya, namun bersifat sukarela, tidak mengikat, serta tidak menjadi syarat dalam pemberian layanan pendidikan kepada peserta didik.(FRN)

Tags