Tradisi Mimiti Di Laksanakan Sebagai Agenda Rutin Oleh Desa Sokawera Sebelum Panen Raya

01-Oct-2020 | sorotnuswantoro indonesia

Tradisi Mimiti Di Desa Sokawera Kecamatan Padamara Purbalingga
-
Negara Indonesia pernah mendapat predikat masyarakat agraris, bercocok tanam tentulah bukan hal asing. Mulai dari aktivitas tandur sampai panen, hal ini umum dilakukan petani di seluruh pelosok negeri. Meski aktivitasnya sama, bisa jadi adat dan tradisinya berbeda disetiap wilayah. Dan salah satu tradisi yang berkaitan dengan panen adalah Mimiti.

Tidak mudah menemukan rangkaian prosesi mimiti lengkap di jaman yang sudah serba modern ini. Namun beberapa desa di wilayah Kabupaten Purbalingga masih berupaya melestarikannya. Memang tidak semua desa yang saya temui melakukan tradisi tersebut, hanya desa-desa yang cukup dekat dengan keseharian saja yang menjadi sampel. Mimiti atau di beberapa wilayah Jawa bagian lain menyebutnya dengan methik biasanya dilakukan sehari sebelum panen. Bisa diibaratkan mimiti adalah semacam permintaan ijin petani sebelum memanen.

Dahulu ritual juga dilakukan sebagai penghormatan terhadap tokoh Dewi Sri yaitu Dewi Kesuburan, Dewi Penjaga Sawah atau Dewi Padi. Di Pulau Jawa mitos asal mula tmbuh-tumbuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari adalah padi. Dan dikarenakan padi-padi ini dijaga oleh kekuatan magis Dewi Sri, maka para petani pun sudah sepantasnya mengucapkan terima kasih pada Sang Dewi dengan ritual mimiti ini.

Di kebanyakan wilayah di Jawa (Jabar, jateng, Jatim, DIY) tradisi mimiti juga disertai dengan membawa sesaji ke tengah sawah. Rombongan sesaji akan diikuti oleh petani yang membawa ani-ani. Ada yang mengitari sawah sekali putaran searah jarum jam lalu kembali lagi ke tengah ada juga yang langsung ke tengah sawah, dibagian yang dipilih sebagai titik fokus mimiti atau ritus methik. Kemudian oleh petani (biasanya perempuan yang membawa ani-ani), padi terbaik akan dipetik sebanyak satu ikat kecil sebesar ibu jari. Ikatan ini biasanya dibawa pulang untuk diletakkan didekat sesajen yang dirumah dan dilanjutkan dengan selamatan.

Dalam selamatan akan dibuatkan tumpeng mimiti. Yaitu nasi tumpeng yang didalamnya diisi dengan potongan kecil tempe dan ikan asin dengan bumbu urap. Mengapa dalam selamatan harus ada tumpeng ? Karena pada dasarnya tumpeng yang dibuat meruncing satu titik diatas adalah melambangkan ketauhidan dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Tinggi.

Agus sukoco budayawan purbalingga yang pada hari ini menghadiri kegiatan tradisi mimiti menuturkan, " acara ini dapat di maknai sebagai dialog batin antara manusia dengan tuhan, cara manusia memperlakukan alam bukan sebagai objek yang mati namun sepertihalnya mahluk sesama, orang Jawa memposisikan alam sebagai pihak yang hidup maka ada interaksi dialog batin antara manusia dengan alam, dengan hal yang kemudian berwujud pada ritual ritual salah satunya adalah mimiti seperti ini". Tuturnya

Keterangan lebih lanjut dapat memutar vidionya sampai selesai.

Tags