Bekerja Untuk Negara Tanpa Honor Dari Negara, Pilar Ke Empat Demokrasi Jurnalis

Kondisinya kami memang seperti ini, ekonomi sedang sulit semuanya terasa pahit. Prablem ini bukan hanya kami saja yang merasakan, namun mereka bahkan semuanya. Kondisi sulit ini menjadi permasalahan global atau lebih tepatnya kritis ekonomi secara nasional, khusus untuk kami kaum bawah. Tapi tidak untuk mereka yang saat ini berkelimang harta para kapitalis dan birokratis, mereka dengan mudah melakukan apa saja. Mengumbar kesenangan di media sosial, hedonis dan menghambur hamburkan kekayaan dengan semaunya.
Para pejabat dengan pola dan sistem yang di buat untuk mencari cuan tertata rapi, dengan mekanisme yang di bangun sedemikian rupa untuk mencari keuntungan walaupun menghalalkan segala cara. Karna tingkah polah mereka rakyat kecil terkena dampaknya. Pengangguran, kelaparan bahkan mereka rela melakukan apa saja untuk bertahan hidup, kami merasa dilema kondisinya sangat terasa di kehidupan kami, rasa emosional dan frustasi menggiring kami untuk menjadi perompak dan haus darah untuk menghabisi mereka.
Larangan yang di terjang, pengkondisian bahkan yang viktif menjadi proyek nyata, seperti permainan gime aparatur negara semua menjadi pemainya, kami yang bekerja untuk negara tidak mendapatkan honor dari negara sering menjadi korban dari ulah mereka. Pilar ke empat demokrasi dan menjadi kontrol sosial merupakan gelar dan pakaian yang kami sandang, namun tidak sehebat apa yang di sandangnya, kami masih sering berkeluh kesah tentang permasalah ekonomi, terkadang untuk mengkaver oprasional saja kami masih kesulitan dan di anggap peminta minta oleh mereka.
Saudaraku insan pers di seluruh nusantara kekuatan kita hanya solidaritas jadikan profesi kita adalah ikatan persaudaraan tanpa itu kita bukan apa apa, mari kita saling membantu satu sama lain. Waspada, peka dan tanggap jangan pernah nodai baju kita dengan mencoreng kehormatan kita sebagai insan pers, sikat habis semua, sajikan pemberitaan secara objektif jangan takut mati.