Kisah Inspiratif Dari Tukang Sol Sepatu

Panggil saja mbah sugeng, beliau hanyalah seorang tukang sol sepatu keliling yang setiap hari menawarkan jasanya demi sesuap nasi dan pengobatan anaknya.
Diusia yang menjelang senja mbah sugeng tetap semangat menghidupi keluarganya, istri tercinta sudah beberapa tahun yang lalu mendahului menghadap sang illahi, kini beliau tinggal di rumah bersama kedua anak perempuannya yang sedang menjalani terapi kesehatan, hampir setiap bulan mbah sugeng harus menebus obat buat anaknya.
Tahun 2007 awal mbah mbah sugeng menjadi tukang sol sepatu di tanah kelahirannya yaitu Purbalingga, setelah bertahun-tahun merantau ke Ibu kota, dengan sepeda bututnya berkeliling dengan harapan ada orang yang ingin mengunakan jasanya, yaitu reparasi sepatu, tak jarang beliau berkeliling sampai batas kabupaten Banjarnegara maupun Banyumas.
Baru sekitar 6 tahunan ini beliau mengunakan sepeda motor yang dibelinya dari hasil menabung, walaupun sekarang memakai sepeda motor, karena kondisi semakin renta mbah sugeng sudahlah tidak bisa keliling jauh dan lama lagi, "siki mutere kur nang daerah kota karo padamara tok mas", ucapnya.
Sering kali mbah sugeng juga menjual jasanya dengan mangkal di pos ronda Perumahan Griya Perwira Asri/GPA, sembari jadi tukang parkir disalah satu dokter yang buka praktek didekat sana.
Mbah sugeng orangnya sangat supel dan gampang bergaul, kalau sudah bercerita masa muda dan jayanya di perantauan, berjam-jam tidaklah terasa.
Ya itulah perjalanan hidup seorang mbah sugeng, kakek berusia 70an tahun yang masih semangat mengarungi hidup, "sing penting de paringi sehat", ujar mbah sugeng.