Mandi Malam Di Kali Sirah Desa Karang Cegak

Desa Karangcegak adalah merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga yang sekaligus Desa yang mempunyai lebih dari satu sumber mata air, dengan adanya sumber air tersebut sebagian warga desa tidak mengalami kekurangan air di musim kemarau, karena walaupun terjadi kemarau yang panjang sumber mata air tersebut tidak mengalami kekeringan, diantara sumber tersebut adalah Tuk Sirah atau sering disebut dengan kali sirah, ini terletak di Dusun 4 Desa Karangcegak, disitu terdapat mata air yang besar dan dimanfaatkan oleh warga untuk pertanian, perikanan juga untuk kebutuhan sehari-hari warga baik mandi cuci dan lain-lain.
Hampir setiap malam kami merasakan kesegaran mata air tuk sirah dengan mandi di tempat tersebut bareng dengan rekan kami yaitu mas bagyo dan praktisi spiritualnya yaitu mbah anto. "Tak dapat kami ungkapkan rasa kesegaran mandi di malam hari, terasa lebih besar energi yang kami dapatkan setelah mandi dan seraha lebih muda".ujar mas bagyo
Berdasarkan alur sejarah kota Purbalingga dan desa-desa lainnya Pada abad ke-15, Raden Jaka Kusuma putra Dipa Kusuma pertama(Adipati Purbalingga) ditugaskan mencari kanjeng uwa (kakak Dipa Kusuma) yang bernama Surya Kusuma. Beliau bertapa di pundak Gunung Mas (sekarang Gunung Slamet) karena kalah adu kesaktian dengan Dipa Kusuma adiknya. Raden Jaka Kusuma membawa kendi yang berisi banyu panguripan (air kehidupan) untuk Surya Kusuma. Diperjalanan ditengah hutan yang sekarang menjadi wilayah desa Karang Cegak Raden Jaka Kusuma terpeleset dan kendi air yang dibawanya pecah bersamaan dengan tenggelamnya matahari.
Bersamaan dengan pecahnya kendi air yang dibawanya, muncul sebuah mata air sebesar SIRAH (kepala manusia) kemudian dinamakan “TUK SIRAH” (mata air Sirah). Dari waktu ke waktu mata air itu semakin besar,sehingga pada masa kepemimpinan (Kepala Desa) Eyang Camenggala dikomandoni Raden Sobali mata air itu ditutup/disumbat dengan tumpukan ijuk berpuluh-puluh meter dalamnya dan dikunci dengan sebuah batu besar.
Karena penyumbatan tersebut pada akhirnya debit air “Tuk Sirah” berkurang dan mengakibatkan pecahnya mata air di beberapa wilayah diantaranya sungai Taurip (dusun karang pandan desa karang cegak), Tlaga dan sekitarnya dengan debit air yang lebih besar dan banyak. Dari waktu ke waktu akhirnya mata air tersebut diketahui oleh Pemerintah Daerah setempat pada masa kepemimpinan GOENTOER DJARJONO tahun 1973,dan diberi nama “SITU TIRTA MARTA”.
Menurut sejarahnya dari mata air yang muncul ada beberapa lokasi mata air diantaranya:
• Mata air Kali/sungai Taurip yang terletak di dusun karang pandan Desa Karang cegak.
• Tuk bata putih
• Tuk cilik/Tuk joar
• Tuk Mindri
• Tuk Gendani
• Tuk Gede/Situ Tirta Marta
• Tuk Mulang
• Tuk Mblumbang
• Tuk Pamulus